Startup Afghanistan Tumbuh di Tengah Keterbatasan - Berita Dolok Sanggul

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 01 Juli 2025

Startup Afghanistan Tumbuh di Tengah Keterbatasan


Afghanistan terus berusaha bangkit dari keterpurukan panjang akibat konflik dan krisis politik yang tak kunjung usai. Namun di balik situasi itu, geliat startup dan inovasi anak-anak muda Afghanistan perlahan mulai menampakkan diri. Sejumlah pameran teknologi dan kreativitas rutin digelar di Kabul, menjadi wadah bagi generasi muda untuk memperkenalkan hasil karya dan solusi lokal bagi berbagai persoalan di masyarakat.

Di tengah situasi ekonomi yang masih sulit, para pemuda Afghanistan mencoba menciptakan teknologi sederhana namun fungsional. Mulai dari perangkat laboratorium, alat cuci tangan otomatis untuk klinik dan sekolah, hingga kendaraan militer rakitan lokal, semua dipamerkan dalam ajang National Exhibition of Innovations and Top Inventions yang kini memasuki tahun keduanya. Pameran ini digelar di kawasan Badam Bagh, Kabul, selama empat hari.

Salah satu proyek menarik berasal dari Haseebullah dan timnya. Mereka membangun kendaraan militer rakitan dalam waktu enam bulan, hanya dengan peralatan terbatas. Motivasi mereka tak sekadar soal pertahanan, tetapi juga solidaritas atas penderitaan warga Palestina. Bagi mereka, teknologi bukan sekadar alat, melainkan juga ekspresi keberpihakan dan bentuk kepedulian terhadap sesama Muslim di belahan dunia lain.

Selain proyek militer, startup di bidang kesehatan juga mulai bermunculan. Naqibullah, salah seorang peserta, menciptakan alat cuci tangan otomatis yang khusus dirancang untuk laboratorium dan pusat layanan kesehatan. Ide ini muncul di masa pandemi COVID-19, ketika fasilitas sanitasi menjadi sangat krusial, namun sebagian besar klinik di daerah terpencil Afghanistan tak memiliki alat yang memadai.

Di bidang pertanian, sejumlah inovasi sederhana diperkenalkan untuk membantu petani lokal. Mulai dari alat penyemprot otomatis, mesin pemilah hasil panen, hingga teknologi pengolahan benih lokal yang lebih efisien. Semua diciptakan oleh anak-anak muda Afghanistan yang belajar secara otodidak atau melalui kursus teknis di pusat-pusat pelatihan keterampilan yang kini mulai aktif kembali.

Pameran inovasi ini juga memamerkan produk-produk robotik sederhana yang dirancang oleh siswa sekolah teknik. Meski masih jauh dari standar internasional, robot-robot itu menunjukkan semangat anak-anak Afghanistan untuk belajar teknologi modern, bahkan dalam kondisi serba terbatas. Pameran ini tak hanya menarik perhatian pengunjung lokal, tapi juga beberapa perwakilan organisasi internasional yang hadir.

Sayed Mohsen Sadat, Kepala Riset dan Inovasi di Administrasi Pendidikan Teknik dan Vokasi Afghanistan, menyatakan bahwa minat publik terhadap pameran ini meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam dua hari pertama saja, lebih dari 2.000 pengunjung telah datang. Angka itu menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap karya anak negeri yang sering kali luput dari pemberitaan.

Sejumlah peserta pameran berharap pemerintah interim Afghanistan memberikan dukungan lebih nyata. Bukan sekadar ruang pamer, tetapi juga dana riset, akses bahan baku, hingga bantuan pemasaran produk. Mereka percaya, jika pemerintah serius mendukung startup lokal, perlahan ketergantungan Afghanistan terhadap barang impor bisa dikurangi.

Zia-ul-Haq, peserta dari Farah, mengaku bangga bisa memperkenalkan alat ciptaannya di pameran ini. Menurutnya, pameran semacam ini penting untuk membangun kepercayaan diri para penemu muda yang selama ini merasa tak dianggap di negara sendiri. Lebih jauh, ia berharap produknya bisa dikembangkan untuk keperluan nasional, terutama di sektor pertahanan.

Ajang pameran teknologi ini menjadi bukti bahwa meskipun dikepung krisis, kreativitas tak pernah benar-benar mati. Anak-anak muda Afghanistan tetap berusaha berinovasi sesuai kebutuhan lokal, mulai dari bidang kesehatan, pertanian, pendidikan hingga industri ringan. Mereka membuktikan bahwa teknologi bisa tumbuh di tempat yang paling tak terduga.

Obaidullah, salah seorang pengunjung, menyebut pameran ini sebagai sumber kebanggaan nasional. Ia berharap pameran-pameran semacam ini diadakan rutin, bahkan di provinsi-provinsi lain, agar lebih banyak inovator muda muncul dan mendapat ruang untuk unjuk karya. Menurutnya, inilah cara paling efektif membangun Afghanistan dari bawah.

Sebanyak 318 proyek dipamerkan dalam ajang ini, berasal dari 21 provinsi di Afghanistan. Produk-produk itu ditampilkan di 80 stan yang mencakup bidang robotika, alat pertanian, perangkat medis, dan solusi teknis untuk berbagai keperluan harian masyarakat. Ini menjadi ajang yang memperlihatkan wajah baru Afghanistan yang berupaya lepas dari bayang-bayang konflik.

Selain ajang pameran, beberapa startup Afghanistan juga mulai merambah ke sektor digital. Meski akses internet dan peralatan terbatas, para programmer muda tetap mencoba mengembangkan aplikasi sederhana untuk kebutuhan lokal, seperti sistem informasi harga hasil tani, platform kursus daring, hingga layanan konsultasi kesehatan via aplikasi.

Sebagian startup lain bergerak di bidang energi alternatif. Beberapa di antaranya merakit panel surya rakitan lokal untuk penerangan desa-desa terpencil. Mereka sadar, ketergantungan terhadap listrik negara yang tidak stabil harus diimbangi dengan solusi mandiri yang bisa dijangkau masyarakat luas.

Pameran seperti ini penting bukan hanya sebagai ruang promosi, tapi juga sebagai parameter kemajuan peradaban sebuah bangsa. Melalui pameran, publik bisa menilai sejauh mana kreativitas anak bangsanya berkembang dan bagaimana negara menyikapi kemajuan itu dengan kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Pemerintah lokal memegang peran kunci dalam mendorong ekosistem startup ini. Mereka bisa memberikan subsidi bahan baku, memfasilitasi pelatihan lanjutan, hingga mengadopsi hasil karya startup dalam proyek-proyek layanan publik. Inovasi seperti sistem cuci tangan otomatis, charger portabel, hingga mesin pengolah hasil panen bisa langsung diterapkan di fasilitas pemerintah.

Jika pemerintah rutin mengadakan pameran seperti ini, para inovator akan lebih termotivasi. Selain itu, pelaku usaha dan investor lokal pun bisa menyaksikan langsung potensi produk-produk ini untuk dikembangkan secara komersial. Hal ini juga membuka peluang kerja bagi tenaga terampil di daerah.

Di tengah dunia yang serba digital, Afghanistan membuktikan bahwa kemajuan tak selalu bergantung pada teknologi canggih impor. Kreativitas lokal, jika didukung penuh, bisa menjadi solusi bagi persoalan sederhana maupun strategis di masyarakat. Anak-anak muda Afghanistan telah membuktikannya.

Saatnya pemerintah dan masyarakat internasional tidak lagi memandang Afghanistan semata sebagai medan konflik. Di balik itu, ada generasi muda yang penuh semangat, yang ingin membuktikan bahwa tanah mereka juga bisa menjadi rumah bagi inovasi dan startup lokal yang bermanfaat bagi bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad