 |
| ilustrasi |
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto didampingi Waka Polrestabes AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mencetak generasi penerus bangsa dari usia dini agar terhindar dari bahaya narkoba, perilaku menyimpang dan sex bebas serta pembatasan usia dini penggunaan internet dan media sosial.
Perlombaan ini awalnya dilaksanakan untuk tingkat Kota Medan, namun tingginya antusias peserta dari luar daerah, panitia memberikan quota untuk peserta dari luar Medan sebanyak 10 peserta per Kabupaten/Kota.
“Jumlah peserta keseluruhan mencapai 1.002 peserta. Seratus peserta diantaranya dari luar Kota Medan yaitu Langkat, Binjai, Asahan, Labuhan Batu dan Padangsidimpuan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/4/2018).
Dalam kategori perlombaan Da’i Cilik Tingkat SMP, juara I diraih Lala Febrianti, Juara II diraih M Rizky Simamora, juara III diraih, harapan I diraih Novia Damayanti, harapan II diraih Ghina Fadhilla, dan harapan III diraih Falahani.
Da’i cilik tingkat Sekolah Dasar, keluar sebagai juara I Nazwa Al Shandi, juara II Nafila Anjani, Juara III Mitfah, harapan I Azzahrah, harapan II dua Kiki Ardiansyah, dan harapan III Rafa Irya Fathin.
Kategori adzan tingkat SMP untuk juara I M Ikmal, juara II Angga Wiranata, juara III Saiful Azwar, harapan I M Rifky A Mora Nasution, harapan II Nauval Samudra, dan harapan III A.Alhafiz. Kategori azan tingkat SD juara I Nabil Gilbran Arafah, juara II Adam Alfahrezi, juara III Indra Setiawan, harapan I M Habibi Nasution, harapan II Fahri Rizky, dan harapan III M Rafy.
Tahfiz Alquran tingkat SD juara I Najia Ulya, juara II Alya Putri Zebua, juara III Rahmilatul Khairad, harapan I Naila Nazwan, harapan II Isnanda Syahputra, dan harapan III Annisa Adridi Harahap. (Sumber)
Orsat Ujung Tombak ICMI
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Prof. Dr Jimly Asshiddiqie, menegaskan bahwa Organisasi Satuan atau Orsat ICMI adalah ujung tombak bagi ICMI dalam mengembangkan organisasi berbasis keilmuan tersebut.
"Orsat itu kita bikin 2 macam, satu di kecamatan dan satu di kampus. Masalahnya, hingga saat ini belum ada Orsat yang berbasis kampus, bagaimana bisa sebuah organisasi cendekiawan tidak ada di perguruan tinggi atau kampus?" kata Jimly dalam sebuah Diskusi Harian ICMI di Jakarta beberapa waktu lalu.
Karena itu, Jimly ingin agar ICMI masuk ke setiap perguruan tinggi untuk membuat Orsat dan ia meminta agar buku pedoman untuk Orsat itu segera diedarkan. Adapun kegiatan Orsat di kampus adalah mengaji, khusus membahas sains dan Al-Quran.
"Jadi nanti, kalau Masika ICMI itu mengurusi mahasiswanya maka ICMI akan mengaji dengan dosen-dosennya. Semua keilmuan baik umum maupun agama, harus selalu dikaitkan dengan Al-Quran. Tak mengapa jika sains itu selalu dikaitk-kaitkan dengan ayat-ayat Al-Quran, yang penting substansinya benar dan itu kita sebut sebagai "Cyrcle Qur'an and Sains" dan itu penting sekali," kata Jimly.
Kemudian kata Jimly, ICMI akan membuat juga Orsat untuk masyarakat umum yang ada dibawah Kabupaten Kota yang bersifat bisnis, bahkan jika perlu Orsat ICMI di kecamatan itu berbentuk koperasi. "Jadi Orsat ini adalah bentuk organisasi 'ilmu amaliyah', sedangkan Orsat di kampus adalah 'ilmu ilmiyyah' dan ini yang akan kita dorong," jelas Jimly.
Untuk itu, Jimly berharap agar nantinya Orsat yang ada di kecamatan ini akan bersinergi dengan program "Toko ICMI" yang akan segera diluncurkan pada awal Juni 2016 mendatang di Blitar.
"Jadi pengurus Toko ICMI ini akan membuat juga Orsat yang bergerak di bisnis. Ini gerakan Toko ICMI sekaligus gerakan Orsat, nanti itu akan berkembang sendiri," pungkas Jimly. (sumber)
 |
| ilustrasi |
Orsat Ujung Tombak ICMI
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Prof. Dr Jimly Asshiddiqie, menegaskan bahwa Organisasi Satuan atau Orsat ICMI adalah ujung tombak bagi ICMI dalam mengembangkan organisasi berbasis keilmuan tersebut.
"Orsat itu kita bikin 2 macam, satu di kecamatan dan satu di kampus. Masalahnya, hingga saat ini belum ada Orsat yang berbasis kampus, bagaimana bisa sebuah organisasi cendekiawan tidak ada di perguruan tinggi atau kampus?" kata Jimly dalam sebuah Diskusi Harian ICMI di Jakarta beberapa waktu lalu.
Karena itu, Jimly ingin agar ICMI masuk ke setiap perguruan tinggi untuk membuat Orsat dan ia meminta agar buku pedoman untuk Orsat itu segera diedarkan. Adapun kegiatan Orsat di kampus adalah mengaji, khusus membahas sains dan Al-Quran.
"Jadi nanti, kalau Masika ICMI itu mengurusi mahasiswanya maka ICMI akan mengaji dengan dosen-dosennya. Semua keilmuan baik umum maupun agama, harus selalu dikaitkan dengan Al-Quran. Tak mengapa jika sains itu selalu dikaitk-kaitkan dengan ayat-ayat Al-Quran, yang penting substansinya benar dan itu kita sebut sebagai "Cyrcle Qur'an and Sains" dan itu penting sekali," kata Jimly.
Kemudian kata Jimly, ICMI akan membuat juga Orsat untuk masyarakat umum yang ada dibawah Kabupaten Kota yang bersifat bisnis, bahkan jika perlu Orsat ICMI di kecamatan itu berbentuk koperasi. "Jadi Orsat ini adalah bentuk organisasi 'ilmu amaliyah', sedangkan Orsat di kampus adalah 'ilmu ilmiyyah' dan ini yang akan kita dorong," jelas Jimly.
Untuk itu, Jimly berharap agar nantinya Orsat yang ada di kecamatan ini akan bersinergi dengan program "Toko ICMI" yang akan segera diluncurkan pada awal Juni 2016 mendatang di Blitar.
"Jadi pengurus Toko ICMI ini akan membuat juga Orsat yang bergerak di bisnis. Ini gerakan Toko ICMI sekaligus gerakan Orsat, nanti itu akan berkembang sendiri," pungkas Jimly. (sumber)
Dolok Sanggul News kumpulan berita terkini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.